https://faidahislamiyyah.blogspot.com/2015/04/memperkecil-peluang-dosa-memperbesar.html
Inspirator Golden Manners
Qalbu
yang mendapatkan nasehat-nasehat pada waktu-waktu qiyamul lail sampai waktu
dhuha, sehari saja, maka qalbu tersebut akan menjadi lembut, halus, bening,
jernih, bersih, lurus. Satu pekan saja, seseorang tidak mendengarkan ayat
Al-Qur`an atau hadits Nabi atau mauizhoh dari para ulama, maka qalbunya akan
mulai lambat laun mengeras, dunia menjadi fokus perhatiannya, kurang peka terhadap
kesalahannya sehingga dia akan merasa belum
waktunya mentaubati dosa-dosa karena menganggap tidak punya dosa untuk
sementara itu.
So,
sobat sekalian, ayo dah, rajin-rajin denger taushiyyah khususnya di waktu-waktu
qiyamul lail sampai shubuh dan shubuh sampai dhuha, entah lewat radio,
televisi, gadget, atau baca kitab-kitab tafsir dan syarah hadits sendiri.
Ini
perlu kita lakukan agar potensi baik dalam diri kita bisa optimal sehingga
peluang pahala semakin besar, dan potensi buruk dalam diri kita terkubur
dalam-dalam sehingga peluang dosa semakin kecil. Apalagi kita juga tahu
bagaimana dahsyatnya taqdir. Taqdir bisa mengubah jalan hidup orang baik
sehingga ia pun terperosok ke neraka dan mengubah jalan hidup orang buruk
sehingga ia pun masuk ke surga.
فَوَاللَّهِ
إِنَّ أَحَدَكُمْ - أَوْ: الرَّجُلَ - يَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ، حَتَّى
مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا غَيْرُ بَاعٍ أَوْ ذِرَاعٍ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ
الكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ، فَيَدْخُلُهَا. وَإِنَّ
الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ، حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ
وَبَيْنَهَا غَيْرُ ذِرَاعٍ أَوْ ذِرَاعَيْنِ، فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ،
فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا
“...demi Allah, sungguh salah seorang diantara kalian,
atau sungguh ada seseorang yang telah mengamalkan amalan-amalan penghuni
neraka, sehingga tak ada jarak antara dia dan neraka selain sehasta atau
sejengkal, tetapi takdir mendahuluinya sehingga ia mengamalkan amalan penghuni
surga sehingga ia memasukinya. Dan sungguh ada seseorang yang mengamalkan
amalan-amalan penghuni surga, sehingga tak ada jarak antara dia dan neraka
selain sehasta atau dua hasta, lantas takdir mendahuluinya sehingga ia
melakukan amalan-amalan penghuni neraka sehingga ia memasukinya.” [Shahih
Al-Bukhari no. 6594, tarqim Fuad ‘Abdul Baqi]
Intinya adalah usaha. Kita hanya
ditugaskan untuk berusaha. Mengenai hasil akhir, kita pasrahkan ke Allah. Allah
tidak akan menzhalimi. Allah tidak akan menyia-nyiakan perbuatan baiknya
orang-orang yang berbuat baik. Dengan usaha itulah, barangkali ketika jatah
umur kita sudah habis, kita akan mengakhiri kehidupan dengan indah di saat kita
sedang mengusahakan memperbesar peluang kebaikan dan memperkecil peluang
keburukan. Dari Anas bin Malik,
قَالَ رَسُوْلُ للهِ: إِذَا
أَرَادَ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ قِيْلَ: كَيْفَ يَسْتَعْمَلَهُ؟ قَالَ:
يُوْفِقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ الْمَوْتِ ثُمَّ يَقْبِضُهُ عَلَيْهِ
Rasulullah berkata, “Jika Allah menghendaki kebaikan pada diri seorang
hamba, Allah akan memperkerjakannya sebelum ia mati.” Para shahabat bertanya,
“Wahai Rasulullah, bagaimana Allah memperkerjakannya?” Beliau menjawab, “Allah
membimbingnya untuk mengerjakan amal shalih, kemudian Allah mencabut nyawanya
saat ia tengah mengerjakan amal shalih tersebut.” [Shahih: Sunan At-Tirmidzi, kitab Al-Qadar,
no. 2229. Shahih
Al-Jami’ no. 305]
Editor: Muhammad Sutrisno, S.Pd
Admin: Muhammad Maftuhin