https://faidahislamiyyah.blogspot.com/2014/10/gunung-uhud-perang-uhud-syuhada-uhud.html
Nama Jabal Uhud atau bukit Uhud selalu dikenang oleh umat Islam karena di
lembah gunung ini pernah terjadi peperangan besar antara pejuang Islam dan kaum
kafir Quraisy pada 15 Syawal 3 Hijriah (Maret 625 Masehi) yang menyebabkan 70
pejuang mati syahid.
Oleh sebab itu, Jabal Uhud merupakan salah satu lokasi yang wajib
dikunjungi oleh umat Islam, termasuk jamaah haji Indonesia, saat berada di
Madinah, seperti yang terlihat pada Sabtu (11/10).
Saat itu, jamaah haji dari mancanegara mencoba mengenang perjuangan para
pejuang Islam dan berziarah.
"Bagaimana dulu ya, para pejuang melepaskan dan membidik panah kepada
lawan mereka. Apalagi mungkin saat itu cuaca sangat panas," kata Kholis
dari Indonesia di bukit kecil dekat kuburan para tentara yang mati syahid atau
syuhada sambil memandang ke Bukit Uhud.
Melihat lokasi dan kawasan perbukitan yang mengelilinginya, maka orang bisa
membayangkan bagaimana sulitnya medan perang ketika itu.
Menurut buku Tuntutan Haji dan Umrah Kemenag, Jabal Uhud adalah nama sebuah
bukit terbesar di Madinah. Letaknya sekitar lima kilometer dari pusat kota
Madinah, dan berada di pinggir jalan lama Madinah-Makkah.
Dahulu, sebelum pemerinah Arab Saudi membangun jalan baru (1984), Gunung
Uhud ini selalu dilewati oleh jamaah yang masuk ke Madinah maupun yang menuju
Makkah.
Di lembah bukit ini pernah terjadi perang dahsyat, yang kemudian disebut
Perang Uhud antara kaum muslimin sebanyak 700 orang melawan kaum musyrikin
Quraisy dari Makkah sebanyak 3.000 orang.
Di areal Uhud inilah terdapat kuburan para syuhada perang Uhud. Kuburan
Uhud sekarang dikelilingi tembok. Di dalam areal pemakaman yang dikelilingi
pagar itu, tidak ada tanda-tanda khusus seperti batu nisan, yang menandakan ada
makam di sana.
Di pemakaman ini, penziarah selain melihat ke dalam makam yang kini telah
dipagari, juga mendoakan para syuhada.
Menurut buku Pintar Haji dan Umroh karangan Iwan Gayo, kecintaan Rasulullah
kepada para syuhada Uhud, terutama Hamzah mendorongnya melakukan ziarah ke
Jabal Uhud hampir setiap tahun.
Jejak ini diikuti pula oleh beberapa khalifah setelah Rasul wafat. Dengan
demikian Jabal Uhud menjadi salah satu tempat penting untuk diziarahi oleh para
pengunjung, khususnya jamaah haji.
Di sekitar itu terdapat pula lubang tempat Rasulullah terjerembab dan
tertimpa batu ketika terjadi perang. Terdapat pula sebuah gua tempat Rasul
beristirahat seusai perang.
Namun, pemerintah Arab Saudi memasang papan pengumuman dalam berbagai
bahasa yang salah satunya mengingatkan peziarah.
Pemerintah Arab Saudi mengingkatkan kepada jamaah bahwa mengajukan
permohonan, meminta agar dijauhkan dari musibah yang menimpa, meminta syafaat,
dan meminta keinginan kepada mayit adalah adalah perbuatan syirik besar yang
dapat mengeluarkan seseorang dari Islam.
Jamaah juga dilarang mengusap-usap kuburan karena merupakan amalan bid'ah
yang diada-adakan dan tidak boleh dilakukan karena dapat membuat seseorang
mengarah kepada kesyirikan. Dilarang pula mencari berkah dengan mendaki gunung,
begitu pula mengambil tanah atau bebatuan dari tempat tersebut.
Disebutkan, ziarah disyariatkan untuk dua tujuan, pertama untuk mengucapkan
salam kepada ahli kubur dan mendoakan mereka. Kedua untuk mengingatkan diri
kepada kehidupan akhirat.
Tidak hanya melakukan ziarah, jamaah juga bisa membeli oleh-oleh atau
cenderamata atau kurma di sana. Di sepanjang jalan dari pemakaman menuju parkir
kendaraan, terdapat seratusan lebih pedagang yang menawarkan barang
dagangannya.
Referensi:
jurnalhajiumroh.com