Cukup Satu Kali


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ((لاَ يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ)) [متفق عليه]
Dari Abu Hurairah t dia berkata, rasulullah r bersabda, “Seorang mukmin tidak terperosok ke dalam lobang ular sebanyak dua kali.” (Muttafaq alaih)

Saudaraku...
Hadits ini adalah perumpamaan yang diberikan rasulullah r untuk menjelaskan kesempurnaan sikap hati-hati seorang mukmin dan kecerdasannya. Dan sesungguhnya seorang mukmin, ia terhalangi oleh imannya untuk mengerjakan perbuatan maksiat yang bisa mencelakainya. Dan sesungguhnya kapan saja dia terjerumus ke dalam sebagian maksiat, maka sesegera mungkin, ia bakal menyesal, bertaubat dan kembali kepada Allah I.
Dan diantara kesempurnaan taubatnya, jika dia berlaku sangat waspada dari sebab (perbuatan) yang menjerumuskannya ke dalam dosa. Seperti keberadaan seseorang yang memasukkan tangannya ke dalam lobang, kemudian dia disembur ular. Setelah itu, ia tidak akan memasukkan tangannya lagi ke dalam lobang tersebut karena kejadian pertama kali yang menimpanya.
Dan sebagaimana iman senantiasa mendorong pemiliknya untuk berbuat ketaatan, mencintai ketataan, dan membuatnya bersedih ketika tidak mengerjakan ketaatan itu... maka iman juga memarahinya ketika dia mengerjakan suatu perbuatan dosa.  Dan jika ia terperosok dalam dosa, ia cepat-cepat meninggalkannya. Setelah itu tidak pernah mengulanginya lagi.
Kemudian... dalam hadits ini, ada anjuran kepada kita untuk bersikap tangguh dan cerdas pada setiap perkara. Diantara hal-hal yang diperlukan untuk itu adalah, mengetahui sebab-sebab yang bermanfaat untuk kita kerjakan, dan mengetahui sebab-sebab yang buruk untuk dijauhi.
Juga hadits ini menganjurkan kepada kita untuk menghindari sebab-sebab meragukan yang dikawatirkan saat kita mengerjakannya kita bakal terperosok dalam keburukan.
Juga menunjukkan bahwa sarana-sarana yang menjerumuskan kepada perbuatan dosa adalah sangat penting dan tidak bisa diremehkan. Karena Allah I telah memperingatkan orang-orang mukmin agar tidak kembali kepada hal-hal yang dianggap indah oleh syetan, berupa melakukan perbuatan maksiat. Dia I Berfirman, “Allah memperingatkan kamu agar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nuur: 17)
Karena inilah, siapa pun dari orang-orang bertaubat yang pernah mengerjakan maksiat, maka kebenciannya kepada maksiat itu sangat besar tidak kepalang. Peringatan dia dan sikap kehati-hatiannya terhadap hal itu lebih besar, karena ia mengerti lewat pengalaman, pengaruh-pengaruh buruk dan dampak negatifnya.
Dalam sebuah hadits rasulullah r bersabda,
((الْأَنَاةُ مِنَ اللَّهِ وَالْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ، وَلاَ حَلِيمَ إِلَّا ذُو عَثْرَةٍ وَلَا حَكِيمَ إِلَّا ذُو تَجْرِبَةٍ))
“Sikap pelan-pelan (sabar) adalah dari Allah I, sedangkan sikap terburu-buru adalah dari syetan. Tidak ada orang yang murah hati kecuali memiliki kesalahan, dan tidak ada orang yang bijaksana kecuali ia memiliki pengalaman.”
Allahu a`lam.

Dikutip dari Syarah Lengkap 99 Hadits Perihal Amaliyah Muslim Sehari-hari, PT. EFMS, Surabaya, Jawa Timur. Dapatkan bukunya sebagai pedoman hidup sehari-hari.


Admin: Ali Akbar

Related

FIQIH 818055394539455491

Posting Komentar Default Comments

emo-but-icon

Assalamu'alaikum

Selamat datang di Faidah Islamiyyah. Semoga apa yang kami sajikan bermanfaat untuk Anda. Sampaikan saran dan komentar melalui 081515526665 atau 082140888638!
Please install the Flash Plugin

Hot in week

Comments

Citizen Journalist

Kirim tulisan inspiratif Anda melalui faidahislamiyyah@gmail.com. Sertakan identitas dan blog Anda.
item