Cukup Satu Kali
https://faidahislamiyyah.blogspot.com/2014/09/cukup-satu-kali.html
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
((لاَ يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ)) [متفق عليه]
Dari Abu Hurairah t dia berkata,
rasulullah r bersabda, “Seorang mukmin tidak
terperosok ke dalam lobang ular sebanyak dua kali.” (Muttafaq alaih)
Saudaraku...
Hadits ini adalah
perumpamaan yang diberikan rasulullah r untuk menjelaskan
kesempurnaan sikap hati-hati seorang mukmin dan kecerdasannya. Dan sesungguhnya
seorang mukmin, ia terhalangi oleh imannya untuk mengerjakan perbuatan maksiat
yang bisa mencelakainya. Dan sesungguhnya kapan saja dia terjerumus ke dalam
sebagian maksiat, maka sesegera mungkin, ia bakal menyesal, bertaubat dan
kembali kepada Allah I.
Dan diantara
kesempurnaan taubatnya, jika dia berlaku sangat waspada dari sebab (perbuatan)
yang menjerumuskannya ke dalam dosa. Seperti keberadaan seseorang yang
memasukkan tangannya ke dalam lobang, kemudian dia disembur ular. Setelah itu,
ia tidak akan memasukkan tangannya lagi ke dalam lobang tersebut karena
kejadian pertama kali yang menimpanya.
Dan sebagaimana iman
senantiasa mendorong pemiliknya untuk berbuat ketaatan, mencintai ketataan, dan
membuatnya bersedih ketika tidak mengerjakan ketaatan itu... maka iman juga
memarahinya ketika dia mengerjakan suatu perbuatan dosa. Dan jika ia terperosok dalam dosa, ia
cepat-cepat meninggalkannya. Setelah itu tidak pernah mengulanginya lagi.
Kemudian... dalam
hadits ini, ada anjuran kepada kita untuk bersikap tangguh dan cerdas pada
setiap perkara. Diantara hal-hal yang diperlukan untuk itu adalah, mengetahui
sebab-sebab yang bermanfaat untuk kita kerjakan, dan mengetahui sebab-sebab
yang buruk untuk dijauhi.
Juga hadits ini
menganjurkan kepada kita untuk menghindari sebab-sebab meragukan yang
dikawatirkan saat kita mengerjakannya kita bakal terperosok dalam keburukan.
Juga menunjukkan bahwa
sarana-sarana yang menjerumuskan kepada perbuatan dosa adalah sangat penting
dan tidak bisa diremehkan. Karena Allah I telah memperingatkan
orang-orang mukmin agar tidak kembali kepada hal-hal yang dianggap indah oleh
syetan, berupa melakukan perbuatan maksiat. Dia I Berfirman, “Allah memperingatkan
kamu agar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu selama-lamanya, jika
kamu orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nuur: 17)
Karena inilah, siapa
pun dari orang-orang bertaubat yang pernah mengerjakan maksiat, maka
kebenciannya kepada maksiat itu sangat besar tidak kepalang. Peringatan dia dan
sikap kehati-hatiannya terhadap hal itu lebih besar, karena ia mengerti lewat
pengalaman, pengaruh-pengaruh buruk dan dampak negatifnya.
Dalam sebuah hadits
rasulullah r bersabda,
((الْأَنَاةُ مِنَ اللَّهِ وَالْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ، وَلاَ
حَلِيمَ إِلَّا ذُو عَثْرَةٍ وَلَا حَكِيمَ إِلَّا ذُو تَجْرِبَةٍ))
“Sikap pelan-pelan
(sabar) adalah dari Allah I, sedangkan sikap
terburu-buru adalah dari syetan. Tidak ada orang yang murah hati kecuali
memiliki kesalahan, dan tidak ada orang yang bijaksana kecuali ia memiliki
pengalaman.”
Allahu a`lam.
Dikutip dari
Syarah Lengkap 99 Hadits Perihal Amaliyah Muslim Sehari-hari, PT. EFMS,
Surabaya, Jawa Timur. Dapatkan bukunya sebagai pedoman hidup sehari-hari.
Admin: Ali Akbar