Agama Bukan Pemanis Bibir
http://faidahislamiyyah.blogspot.com/2014/10/agama-bukan-pemanis-bibir.html
Oleh Brilly El-Rasheed
Inspirator Golden Manners
Kita perlu komitmen untuk tidak
menjadikan Islam sebatas pemanis bibir. Kita perlu bersungguh-sungguh untuk
tidak memperalat Islam untuk mempercantik ujaran atau ucapan. Kita perlu
betul-betul memastikan agar tidak satupun ucapan kita yang keislam-islaman (bernuansa
Islami) hanya untuk tujuan duniawi.
Bukan tanpa alasan, sangat bagus
apabila kita mau mengingat-ingat hari-hari yang sudah kita lalui untuk
mengetahui seberapa banyak lisan kita mengucapkan kata-kata bernafaskan Islam
namun semata-mata untuk kepentingan dunia. Betapa kita kerap kali tidak menyadari pernah
melontarkan ujaran yang dianggap sangat Islami tetapi bukan ikhlash lillahi
ta’ala, melainkan karena ingin dipuji, diakui, dihormati, didengarkan,
dihargai dan dibicarakan dimana-mana sebagai sosok yang dekat dengan Islam.
Kita tidak seharusnya mengelak
apalagi menolak untuk berkomitmen menjaga diri dari menjadikan agama sebagai
pemanis bibir, dengan diawali melakukan taubat. Tidak seharusnya kita
mengelak-menolak kecuali apabila kita rela menjadi pribadi yang bergelar
al-aladd al-khashim.
Tatkala kita menjadikan agama Islam
sebagai pemanis bibir, maka kita pun menjadi hamba yang dibenci Allah Ta’ala.
Apa untungnya hidup di dunia jika dibenci Allah Ta’ala? Apa bahagianya
bergelimang harta tapi dibenci Allah Ta’ala lantaran memperalat agama Islam
sebagai hiasan lisan?
Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad
bersabda, “Akan keluar di akhir zaman kelak orang-orang yang mengais dunia
dengan agama Islam. Mereka menampilkan diri di hadapan manusia dengan sikap
selembut kulit biri-biri. Lisan mereka lebih manis dari gula namun qalbu mereka
seperti qalbu binatang buas. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Apakah mereka
hendak menipu-Ku atau mereka hendak berbuat lancang pada-Ku? Aku bersumpah
dengan diri-Ku, sungguh Aku akan munculkan fitnah atas mereka, sebuah fitnah
yang menjadikan orang-orang dewasa mereka tidak mampu menghindarinya.”.” [Sunan
At-Tirmidzi no. 2404]
Dari jalur sanad yang lain, terdapat
hadits senada. Dari Abu Hurairah, Rasul bersabda, “Allah Ta’ala berfirman,
“Sungguh telah benar-benar Aku ciptakan makhluq yang lisan mereka lebih manis
dari madu namun qalbu mereka lebih pahit dari kesabaran. Maka Aku bersumpah
dengan diriku, pasti akan Aku timpakan kepada mereka fitnah yang menjadikan
orang-orang yang telah dewasa menjadi bingung. Apakah mereka hendak menipu-Ku
atau mereka hendak berbuat lancang pada-Ku?”.” [Sunan At-Tirmidzi no. 2405]
Al-Mundziri dalam At-Targhib
mendukung At-Tirmidzi terkait status hadits ini berderajat hasan.
Al-Mubarakfuri pun setuju.
Dengan demikan,
kita berharap dengan sungguh-sungguh agar Allah Ta’ala melindungi kita dari
menjadikan agama sebagai pemanis bibir, sehingga kita tidak termasuk golongan
khawarij yang mana salah satu karakternya adalah gemar menggunakan agama sebagai
pemanis bibir padahal perilakunya bak iblis. Dikabarkan oleh
Rasulullah shalllallahu alaihi wa sallam, “Akan keluar di akhir zaman, suatu
kaum yang muda-muda umurnya lagi pendek akalnya. Mereka mengucapkan ucapan
sebaik-baik manusia. Mereka membaca Al-Qur’an (tapi) tidak melewati
kerongkongan mereka. Mereka melesat (keluar) dari (batas-batas) agama ini
seperti melesatnya anak panah dari (sasaran) buruannya. Maka jika kalian
mendapati mereka (khawarij), perangilah mereka! Karena sesungguhnya orang-orang
yang memerangi mereka akan mendapat pahala di sisi Allah pada hari qiyamah.” [HR.
Shahih Al-Bukhari no. 6930; Shahih Muslim no. 1066]