Agama Bukan Pemanis Bibir


Oleh Brilly El-Rasheed
Inspirator Golden Manners




Kita perlu komitmen untuk tidak menjadikan Islam sebatas pemanis bibir. Kita perlu bersungguh-sungguh untuk tidak memperalat Islam untuk mempercantik ujaran atau ucapan. Kita perlu betul-betul memastikan agar tidak satupun ucapan kita yang keislam-islaman (bernuansa Islami) hanya untuk tujuan duniawi.
Bukan tanpa alasan, sangat bagus apabila kita mau mengingat-ingat hari-hari yang sudah kita lalui untuk mengetahui seberapa banyak lisan kita mengucapkan kata-kata bernafaskan Islam namun semata-mata untuk kepentingan dunia.  Betapa kita kerap kali tidak menyadari pernah melontarkan ujaran yang dianggap sangat Islami tetapi bukan ikhlash lillahi ta’ala, melainkan karena ingin dipuji, diakui, dihormati, didengarkan, dihargai dan dibicarakan dimana-mana sebagai sosok yang dekat dengan Islam.
Kita tidak seharusnya mengelak apalagi menolak untuk berkomitmen menjaga diri dari menjadikan agama sebagai pemanis bibir, dengan diawali melakukan taubat. Tidak seharusnya kita mengelak-menolak kecuali apabila kita rela menjadi pribadi yang bergelar al-aladd al-khashim.
Tatkala kita menjadikan agama Islam sebagai pemanis bibir, maka kita pun menjadi hamba yang dibenci Allah Ta’ala. Apa untungnya hidup di dunia jika dibenci Allah Ta’ala? Apa bahagianya bergelimang harta tapi dibenci Allah Ta’ala lantaran memperalat agama Islam sebagai hiasan lisan?
Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad bersabda, “Akan keluar di akhir zaman kelak orang-orang yang mengais dunia dengan agama Islam. Mereka menampilkan diri di hadapan manusia dengan sikap selembut kulit biri-biri. Lisan mereka lebih manis dari gula namun qalbu mereka seperti qalbu binatang buas. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Apakah mereka hendak menipu-Ku atau mereka hendak berbuat lancang pada-Ku? Aku bersumpah dengan diri-Ku, sungguh Aku akan munculkan fitnah atas mereka, sebuah fitnah yang menjadikan orang-orang dewasa mereka tidak mampu menghindarinya.”.” [Sunan At-Tirmidzi no. 2404]
Dari jalur sanad yang lain, terdapat hadits senada. Dari Abu Hurairah, Rasul bersabda, “Allah Ta’ala berfirman, “Sungguh telah benar-benar Aku ciptakan makhluq yang lisan mereka lebih manis dari madu namun qalbu mereka lebih pahit dari kesabaran. Maka Aku bersumpah dengan diriku, pasti akan Aku timpakan kepada mereka fitnah yang menjadikan orang-orang yang telah dewasa menjadi bingung. Apakah mereka hendak menipu-Ku atau mereka hendak berbuat lancang pada-Ku?”.” [Sunan At-Tirmidzi no. 2405]
Al-Mundziri dalam At-Targhib mendukung At-Tirmidzi terkait status hadits ini berderajat hasan. Al-Mubarakfuri pun setuju.
Dengan demikan, kita berharap dengan sungguh-sungguh agar Allah Ta’ala melindungi kita dari menjadikan agama sebagai pemanis bibir, sehingga kita tidak termasuk golongan khawarij yang mana salah satu karakternya adalah gemar menggunakan agama sebagai pemanis bibir padahal perilakunya bak iblis. Dikabarkan oleh Rasulullah shalllallahu alaihi wa sallam, “Akan keluar di akhir zaman, suatu kaum yang muda-muda umurnya lagi pendek akalnya. Mereka mengucapkan ucapan sebaik-baik manusia. Mereka membaca Al-Qur’an (tapi) tidak melewati kerongkongan mereka. Mereka melesat (keluar) dari (batas-batas) agama ini seperti melesatnya anak panah dari (sasaran) buruannya. Maka jika kalian mendapati mereka (khawarij), perangilah mereka! Karena sesungguhnya orang-orang yang memerangi mereka akan mendapat pahala di sisi Allah pada hari qiyamah.” [HR. Shahih Al-Bukhari no. 6930; Shahih Muslim no. 1066]


Editor: Muhammad Maftuhin
Admin: Abu Yahya







Related

FIQIH 7231863833282507027

Posting Komentar Default Comments

emo-but-icon

Assalamu'alaikum

Selamat datang di Faidah Islamiyyah. Semoga apa yang kami sajikan bermanfaat untuk Anda. Sampaikan saran dan komentar melalui 081515526665 atau 082140888638!
Please install the Flash Plugin

Hot in week

Comments

Citizen Journalist

Kirim tulisan inspiratif Anda melalui faidahislamiyyah@gmail.com. Sertakan identitas dan blog Anda.
item